Minggu, 05 Februari 2012

Purwakarta kita malam hari


`Saya menuliskan ini di sebuah malam, dan saya mendengar suara jangkrik krik-krik-krik di luar jendela. Mungkin ia hinggap di salah satu dahan pohon rambutan tetangga., atau mungkin ia sedang berbaris bersama rekannya, karena baginya sekarang adalah saatnya bekerja. Sesekali sepeda motor dengan beragam suara yang keluar dari resonansi knalpot yang berbeda terdengar melintasi jalan komplek perumahan  ini. Sangat jarang.

Kini saya dengar suara kipas angin kecil yang saya beli beberapa bulan lalu ketika purwakarta benar-benar panas memeras tubuh ‘tuk diambil peluhnya. Dari tadi sebenarnya suara itu sudah ada. Tapi begitulah saya dan mungkin kebanyakan manusia; sering melupakan hal yang sebenarnya dekat bahkan menyatu dengan kehidupan. Bergerak kipas itu ke kiri dan ke kanan bersama parfum yang tergantung mengikuti irama.

Beberapa saat sebelum tidur, saya rasakan betapa indahnya Purwakarta
Tapi saya hidup hanya di satu titik kecil kota ini. Sangat kecil. Hanya di sebuah kamar kontrakan yang tidak besar. Padahal di sana banyak Purwakarta-purwakarta lainnya, yang begitu luasnya. Purwakarta lainnya mungkin sedang bernyanyi gila, mabuk, berhura-hura membunuh waktu bahkan berzina. Di kos-kosan yang tak jelas untuk pria atau wanita, di kelab-kelab malam, bahkan di lembah yang gelap gulita. Seakan umur milik mereka dan seakan maut dapat di tunda.

Satu per satu rumah-rumah penduduk, kos-kosan  dan warung makan yang tadinya masih buka memadamkan lampunya. Malam pun bergulir kembali menjadikan fajar sebagai sebuah kerinduan.
 Melihat bayangan ulang kehidupan hari ini, belajar memahami kesalahan untuk tak pernah mengulanginya. Dan di sini… Di kamar ini.

Saya sendiri….

 Dan tak pernah tahu berapa umur yang tersisa..

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah menciptakan diriku dan Engkau pula yang akan mewafatkannya kelak. Engkau memiliki hak untuk menghidupkan dan mematikan. Bila engkau membiarkan hidup diri ini, maka periharalah ia. Dan bila Engkau mematikannya, maka ampunilah ia. Ya Allah, aku memohon keselamatan kepada-Mu.” (Muslim). Doa sebelum tidur, Hisnul Muslim, hal:135.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar